JAKARTA - Pemerintah DKI Jakarta memastikan untuk melakukan pendataan dan pemeriksaan kesehatan termasuk dubur anak jalanan, Kamis (21/1) hari ini pagi.
Kepala Dinas Sosial DKI, Jakarta Budiharjo mengatakan, kegiatan pendataan dan pemeriksaan kesehatan ini akan dilakukan terhadap anak jalanan di terminal dan sejumlah lokasi tempat mereka kumpul.
"Aspek kesehatan juga dilihat apakah yang bersangkutan mengalami tindak kekerasan seksual," ujarnya di sela-sela Rapat Pimpinan di Balaikota DKI Jakarta.
Menurutnya, razia kali ini akan berbeda dengan sebelumnya yang hanya dilakukan Dinas Sosial dan Satpol PP. "Dengan masuknya polisi, mungkin nanti bisa ditemukan ada Babe (pelaku mutilasi) lain. Kalau pernah disodomi, yang bersangkutan bisa dilacak sejauh mana, dan siapa yg melakukan," tambahnya.
Razia ini akan dilaksanakan serentak di lima wilayah Jakarta. Sedangkan personel yang diturunkan sebanyak satu SSK di setiap wilayah.
"Teknisnya, pemeriksaan dubur akan dilakukan di Polres setempat," pungkasnya, seraya menyebut saat ini jumlah anak jalanan di Jakarta sebanyak 4023 orang.
Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai rencana merazia 'dubur' pada anak jalanan melanggar undang-undang perlindungan anak no 23 tahun 2002. Apalagi, razia itu melibatkan aparat kepolisian.
"Untuk apa melibatkan polisi? Jangan pernah melibatkan polisi dalam menyelesaikan kasus anak," ujar Ketua KPAI Hadi Supeno di kantor KPAI, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta.
Alasannya, kata Hadi, karena selama ini polisi masih ditakuti dan belum menjadi pengayom masyarakat. "Karena polisi selalu melakukan pendekatan secara represif dan militeristik. Apalagi anak kecil, pasti mereka takut," jelasnya.
Kalaupun pemerintah daerah dan dinas kesehatan tetap akan melakukan pemeriksaan 'dubur' anak jalanan, pemeriksaan harus dilakukan secara tertutup dan tidak dipublikasikan.
Dampak pemeriksaan itu akan langsung dialami oleh anak. Terlebih, 'dubur' merupakan aurat manusia. Selain itu, pemeriksaan juga harus meliputi seluruh kesehatan organ tubuh lainnya seperti, mata, telinga, mulut, terutama paru-paru.
"Karena anak jalanan, setiap hari selalu menghirup polusi udara. Bisa dibayangkan setiap hari selalu menghirup polusi udara jalanan, bagaimana kondisi paru-parunya?," kata Hadi. (vv/red)