JAKARTA - Jumlah pengungsi korban banjir di empat pos komando (Posko) pengungsian di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, terus bertambah.
Koordinator Pengungsi dan Logistik Pengungsian di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Edi Pattinama, Jumat (19/2) siang mengatakan, jumlah pengungsi yang terdata hingga Jumat ini terus bertambah hingga mencapai 863 orang yang terbagi di empat tempat Posko
"Empat Posko pengungsian itu adalah eks Bioskop Nusantara sebanyak 476 jiwa, pelataran RS Hermina sebanyak 125 jiwa, Masjid Attawabin sebanyak 176 jiwa, dan Pos RW 03 sebanyak 86 jiwa," kata Edi di Posko pengungsian eks Bioskop Nusantara, Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur.
Para pengungsi di eks Bioskop Nusantara, yang pada Kamis (18/2) dikunjungi Wapres Boediono dan sejumlah pejabat itu, terlihat ditampung dalam dua tenda pleton serta sebagian di dalam gedung bekas bioskop.
"Sejauh ini Posko masih cukup menampung para pengungsi, bahkan sampai 600 orang juga masih cukup," katanya. Fasilitas yang disediakan di tempat pengungsian tersebut juga bisa dikatakan cukup memadai. Hal itu terlihat dari tersedianya tempat mandi cuci kakus (MCK) dan Posko kesehatan dari Kelurahan Kampung Melayu.
"Alhamdulillah untuk makan sudah mencukupi dari PMI dan dinas sosial. Fasilitas kesehatan dan kamar mandi juga tersedia," kata Edi. Menurut dia, kebutuhan yang belum terpenuhi yaitu perlengkapan bayi, seperti popok bayi sekali pakai (pampers) dan susu bayi. "Jadi kalau ada yang mau memberi bantuan, kami sarankan seperti 'pampers' dan susu bayi," katanya.
Meskipun jumlah pengungsi di Posko pengungsian meningkat, namun sejumlah korban banjir masih tetap bertahan di rumah mereka yang terendam banjir.
"Mereka yang bertahan, tinggal di lantai dua. Jika air sudah mencapai lantai dua, mereka baru mau mengungsi," kata Koordinator Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana, Nyaman. Nyaman mengatakan, untuk menangani bencana banjir ini, pihaknya bekerja sama dengan ketua RT dan RW untuk memantau kondisi air sungai Ciliwung.
Selain itu, Dinas Pemadam Kebakaran dan Satgas Penanggulangan Bencana dan Pengungsi juga setiap dua jam memantau ketinggian air di pintu air Katulampa, Depok dan Manggarai.
"Jadi kami berkoordinasi dengan ketua RT dan RW untuk memantau keadaan. Kami juga menginformasikan ketinggian air. Misalnya, seperti sekarang ketinggian air di pintu air Depok dan Katulampa meningkat 10 cm dari keadaan normal," kata Nyaman. (mi/red)