04 Maret 2011
Aksi Jahit Mulut Warga Rawasari
JAKARTA, PB - Staf Khusus Presiden RI Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah, Velix V Wanggai mengunjungi aksi jahit mulut yang dilakukan oleh warga Rawasari dan menggelar dialog dengan warga. Velix yang datang bersama sekitar 3 orang rombongannya tersebut mengaku bersimpati atas aksi yang dilakukan warga. Ia juga mengatakan akan berusaha mencari tahu dan mencoba menjembatani keluhan warga atas persoalan yang menimpanya. "Belum tahu pasti persoalan, ini kita akan gelar dialog, untuk coba cari solusi dan jalan keluarnya," papar Velix singkat.
Seperti diberitakan sebelumnya warga Rawasari menggelar aksi jahit mulut dan mogok makan di depan proyek pembangunan apartemen Grand Pramuka. Warga yang sudah menggelar aksinya sejak Jumat (11/02) lalu membangun posko dan menggelar berbagai acara seperti doa bersama dan tahlilan di lokasi tersebut.
Sejak hari kedua , Sabtu (12/02) beberapa warga sudah mengadakan aksi mogok makan dan puncaknya pada Sabtu malam 3 orang ibu yang berusia lanjut memutuskan untuk mengadakan jahit mulut sebagai bukti keseriusan mereka menuntut gantirugi dan penolakan atas rencana pemprov DKI untuk membangun apartemen di lahan yang sebelumnya digusur.
Penggusuran sendiri menurut penuturan warga berlangsung pada tahun 2008 dan saat itu mereka diberitahu bahwa lokasi penggusuran akan dijadikan taman kota dan tempat penghijauan. Namun belakangan di lokasi tersebut malah berdiri apartemen yang jelas-jelas jauh dari tujuan semula yang disampaikan kepada warga.
Hal ini menimbulkan keheranan dan kemarahan warga. " Kami jelas ditipu mentah-mentah oleh pemprov, dan kami curiga ada permainan diantara mereka, hingga saat inipun kami belum mendapatkan ganti rugi sepeserpun atas penggusuran sejak tahun 2008 lalu," papar Seno, warga yang didaulat menjadi humas aksi tersebut.
Didampingi LSM Benteng Demokrasi Rakyat, aksi warga yang mendapat penjagaan dari Polres Jakarta Pusat dan Polsek cempaka Putih ini sudah memasuki hari ke enam dan belum ada tanda-tanda akan dihentikan. Sebelumnya warga juga pernah melakukan aksi kubur diri dan berbagai aksi lainnya disemplah tempat untuk menuntut keadilan.
Kondisi Ibu Eep (45), Mak Buyong (56), Kardinah (54) dan Lusi (53) yang melakukan aksi mogok makan dan jahit mulutpun semakin melemah mengingat usia mereka yang sudah lanjut. "Kami akan melakukan aksi hingga tuntutan dipenuhi," tulis salah satu poster yang dipasang didekat para pelaku aksi jahit mulut tersebut.
Felix diminta untuk menanda tangani pernyataanya secara tertulis bahwa mampu menengahi atau menyelesaikan kasus ini hingga ganti rugi yang sangat layak didapat warga rawasari dan sekitarnya.
Namun Felix tidak bersedia menandatangani disusul dengan stafnya felix yang menandatanganinya.(tim)
Staff Redaksi
Hendrik S (Polda Metro Jaya) (Jaksel) Robin S (Jaktim) Ramdani BE, Agus Subarkah (Jakpus)Butet (Jakut) Biro Bekasi :Sepmi R (Kabiro) , Joni Sitanggang, Binton Juntak, Mustofa, Ringan Simbolon, Haerudin, Herman Sitanggang, Mulayadi TH, Togar S, Banjarnahor, Syafi'i M, Biro Kab.Bogor (Kabiro) Depok : Radot S, (Kabiro), Karawang : Ade Junaidi (Kabiro), Rihas Purnama YM, Edi Askam, Mustamir, Otong, Wawan, Junaedi, Sopyan Junior, Mumuh MuhamadMursid. Perwkln Jabar: Idris C.Pasaribu (Ka Prwkl), Ungkap M, Deni Ridwan, Parasman. Biro Cimahi : Martunas S. Prwkln Lampung : (Ka.Prwkln) Kab Tanggamus : Prwkln Jambi : Sabarudin Nasution SE (Ka.Prwkl), Biro Tanjabbar : Hasbullah Biro Kab/Kota Siantar : Buhardo Siahaan. Biro Sulselbar : (Ka.Biro)