1. 2.

15 Maret 2011

Bentrok Cikini Versi Ahli Waris

JAKARTA, PB - Sehari pasca bentrok antarkelompok, ratusan polisi masih berjaga di makam Habib Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 15 Maret 2011. Sejumlah personel melakukan penjagaan di jalur akses masuk makam yang berada di sisi Jalan Cikini Raya.

Pengamanan 24 jam itu merupakan instruksi Kapolres Jakarta Pusat untuk mengantisipasi bentrok susulan antar kedua pihak.
Tampak suasana di dalam areal makam berjalan normal. Sejumlah jemaah masih memenuhi areal makam.
Mereka melakukan tirakat di sisi makam. "Awalnya Kapolres melarang ada kegiatan ziarah pasca bentrok kemarin, tapi kami menolak. Sehingga disepakati cukup dilakukan penjagaan saja" ujar ahli waris makam yang juga merupakan keturunan kelima Habib Cikini, Abdurrahman Muhdhor Al Habsyi.

Abdurrahman menceritakan bentrok kemarin tidak akan terjadi jika pihak pengembang tidak memaksakan kehendak untuk menggusur dan memindahkan makam Cikini. "Saat ini proses hukum masih berlangsung, seharusnya pengembang mentaati proses hukum yang sedang berjalan" ujar Abdurrahman.

Abdurrahman menceritakan bentrok bermula terjadi jemaah dan ahli waris makam mendapat informasi akan ada penggusuran paksa oleh pengembang. Sejak pagi hari, memang sudah terlihat sekelompok massa bersiap di Jalan Cikini Raya yang tidak jauh dari lokasi makam.

Para ahli waris pun segera menghubungi polisi setempat yang direspons dengan pengerahan petugas. Namun permohonan para ahli waris agar sekelompok massa yang berkumpul di tepi jalan dibubarkan, diabaikan.

Akhirnya para ahli waris dengan dibantu jemaah berinisiatif untuk mendatangi kelompok massa agar terbuka dialog. Namun dialog berjalan buntu, dan kelompok massa itu segera melakukan penyerangan terhadap ahli waris.

Penyerangan tiba-tiba itu mendapat perlawanan dari para jemaah. Bentrok pun tak terhindarkan. Akibatnya jatuh dua korban luka dari pihak ahli waris dan tiga korban dari pihak pengembang.

Menurut Abdurrahman, pihaknya tidak akan kendur untuk mempertahankan keberadaan makam yang diyakini keramat itu. "Jika tetap memaksa menggusur makam, maka kami tidak menahan lagi jika ratusan jemaah dari berbagai daerah datang untuk mempertahannya. Dan kerusuhan seperti Tanjung Priok kembali terulang" ujar Abdurrahman.(vv/red)

Staff Redaksi


Hendrik S (Polda Metro Jaya) (Jaksel) Robin S (Jaktim) Ramdani BE, Agus Subarkah (Jakpus)Butet (Jakut) Biro Bekasi :Sepmi R (Kabiro) , Joni Sitanggang, Binton Juntak, Mustofa, Ringan Simbolon, Haerudin, Herman Sitanggang, Mulayadi TH, Togar S, Banjarnahor, Syafi'i M, Biro Kab.Bogor (Kabiro) Depok : Radot S, (Kabiro), Karawang : Ade Junaidi (Kabiro), Rihas Purnama YM, Edi Askam, Mustamir, Otong, Wawan, Junaedi, Sopyan Junior, Mumuh MuhamadMursid. Perwkln Jabar: Idris C.Pasaribu (Ka Prwkl), Ungkap M, Deni Ridwan, Parasman. Biro Cimahi : Martunas S. Prwkln Lampung : (Ka.Prwkln) Kab Tanggamus : Prwkln Jambi : Sabarudin Nasution SE (Ka.Prwkl), Biro Tanjabbar : Hasbullah Biro Kab/Kota Siantar : Buhardo Siahaan. Biro Sulselbar : (Ka.Biro)